14 Apr 2025

Klasifikasi hotel berdasarkan bintang

Ketahui perbedaan bintang pada hotel agar Anda bisa memutuskan pilihan penginapan sesuai ekspektasi layanan dan fasilitas.

Sistem peringkat bintang pada hotel sudah lama dipakai untuk memberi tamu gambaran tentang kualitas hotel secara keseluruhan. Walaupun berada di peringkat bintang yang sama, hotel tetap memiliki kualitas unik per merek, lokasi, negara, dan jenis.

Di sini, kami akan menjelaskan sistem peringkat hotel berbintang, dan pihak yang membuatnya. Anda juga akan mengetahui perbedaan sistem di setiap negara dan artinya bagi tamu.

Penerapan sistem peringkat bintang pada hotel

Setiap negara memiliki kriteria masing-masing untuk menentukan peringkat bintang hotel.

Di Indonesia, persyaratan hotel berbintang tercantum dalam peraturan menteri yang mengurusi sektor pariwisata. Dalam peraturan tersebut, peringkat bintang hotel dikelompokkan menjadi lima dengan standar penilaian yang mencakup aspek layanan, produk, dan pengelolaan.

Berdasarkan hasil penilaian, setiap hotel memperoleh poin yang kemudian dipakai untuk menentukan golongan bintangnya. Aspek produk meliputi syarat bangunan, fasilitas, dan kamar. Sedangkan aspek layanan mencakup banyak hal mulai dari pemesanan kamar, penyajian makanan/minuman, sampai pencucian pakaian tamu. Kualifikasi karyawan, tata kelola, dan administrasi termasuk dalam penilaian pengelolaan.

Selain itu, Indonesia juga mengenal hotel nonbintang atau hotel melati. Hotel-hotel ini tetap diatur regulasi pemerintah, tetapi dengan standar yang berbeda.

Konsep pemberian peringkat bintang juga berkembang di negara-negara lain untuk mengakomodasi selera tamu yang bermacam-macam, mendorong peningkatan kualitas, dan memajukan pariwisata.

Sistem peringkat hotel tidak bersifat baku

Berbagai organisasi di dunia juga membuat sistem sendiri-sendiri untuk memeringkat kategori hotel berdasarkan bintang. Akibatnya, tidak ada standar tunggal untuk membandingkan kualitas antarhotel meskipun peringkat bintangnya sama.

Selain sistem peringkat yang disusun lembaga pemerintah dan organisasi swasta, ada juga sistem peringkat yang melibatkan konsumen berdasarkan ulasan mereka. Platform online, seperti Google, memakai sistem peringkat yang memanfaatkan berbagai sumber, termasuk mitra pihak ketiga dan evaluasi machine-learning.

Sistem peringkat hotel mungkin sangat berbeda antarnegara. Sebagian besar mengikuti klasifikasi 1-5 bintang, tetapi ada juga hotel yang mengaku berbintang 6 atau bahkan 7. Selanjutnya, kita akan menjelajahi sistem bintang hotel di dunia. Agar praktis, kita akan fokus pada bintang 1-5 saja.

Perbedaan hotel bintang 1 2 3 4 5

Tamu yang sudah akrab dengan sistem peringkat bintang tahu hotel mana yang akan memenuhi harapan mereka. Mereka tidak akan memesan hotel bintang 1 jika ingin memperoleh pelayan pribadi di kamar.

 

Meski memiliki perbedaan kriteria, berbagai sistem secara keseluruhan mengacu pada standar umum yang sama secara garis besar. Berikut ini klasifikasi hotel berdasarkan kelas bintang terkait layanan, kualitas, dan fasilitas yang ditawarkan.

Hotel bintang 1

Hotel bintang 1 menawarkan penginapan dasar dengan layanan yang penting-penting saja. Hotel dengan peringkat bintang 1 tidak selalu berarti berkualitas jelek karena fokusnya adalah kesederhanaan dan keterjangkauan Peraturan menteri mensyaratkan paling tidak 15 kamar standar seluas minimal 20 m2 dengan kamar mandi di dalam kamar tidur.

Jika Anda mencari tempat sederhana untuk menginap dengan harga rendah, hotel bintang 1 yang dinilai bagus bisa menjadi pilihan tepat. Ulasan pengguna sangat bermanfaat karena berisi pengalaman mereka menginap.

Hotel bintang 2

Dengan memilih hotel bintang 2, berarti Anda ingin mendapat kenyamanan dan fasilitas dasar tanpa kemewahan. Hotel jenis ini biasanya menawarkan fasilitas penting seperti Wi-Fi, sehingga menjadi pilihan praktis bagi banyak orang.

Kamar tamu di hotel bintang 2 menawarkan suasana yang sederhana tetapi nyaman. Tidak ada dekorasi atau furnitur yang berlebihan. Fokusnya adalah kebersihan dan fungsionalitas. Hotel bintang 2 sering dipilih orang yang sedang dalam perjalanan bisnis atau tugas kantor, dan orang yang mencari akomodasi murah.

Menurut peraturan menteri, hotel bintang 2 harus memiliki setidaknya 20 kamar standar (minimal 22 m2) dan 1 kamar suite (minimal 44 m2). Setiap kamar harus memiliki fasilitas kamar mandi, telepon, televisi, dan AC.  Selain itu, lobi penerima tamu, fasilitas olahraga dan rekreasi harus ada sebagai bagian dari hotel bintang 2, menurut regulasi di Indonesia. Sarapan gratis biasanya tersedia untuk menarik minat tamu yang memiliki keterbatasan biaya.

Hotel bintang 3

Hotel bintang 3 menawarkan keseimbangan antara kualitas dan harga. Meski lebih mahal daripada hotel bintang 1 dan 2, hotel bintang 3 pada umumnya memiliki fasilitas dan layanan bagus yang sebanding dengan harganya.

Hotel-hotel ini cocok untuk tamu yang mencari penginapan liburan yang nyaman tanpa embel-embel hotel mewah. Berdasarkan peraturan di Indonesia, hotel bintang 3 harus menyediakan:

  • Minimal 30 kamar standar (setidaknya 24 m2)
  • Minimal 2 kamar suite (setidaknya 48 m2)
  • Kamar mandi, telepon, televisi, dan AC di dalam kamar
  • Sarana olahraga dan rekreasi, restoran, dan bar
  • Lobi di bagian depan hotel
  • Pramutamu (concierge)
  • Layanan parkir (valet)

Hotel bintang 3 tersedia berbagai destinasi, baik di lokasi wisata, di dekat perkantoran, maupun di sekitar area konferensi. Tamunya pun beragam dari orang yang sedang berlibur, tugas luar kota/negeri, sampai menghadiri acara keluarga.

 

 

Hotel bintang 4

Banyak hotel bintang 4 merupakan hotel mewah yang memiliki fasilitas kelas atas, berlokasi sangat strategis, dan berdesain elegan. Hotel bintang 4 pada umumnya berkualitas lebih baik karena lebih memperhatikan detail, dibandingkan hotel dengan peringkat di bawahnya.

Menurut peraturan menteri, hotel kategori ini harus memiliki setidaknya 50 kamar standar dengan luas minimal 24 m2 dan 3 kamar suite seluas 48 m2.

Fasilitas berikut harus ada di kamar: kamar mandi dengan pilihan air panas dan dingin, telepon, televisi, dan AC. Properti hotel harus dilengkapi lobi (minimal 100 m2), sarana olahraga dan rekreasi, restoran, area bersantai, toilet umum, dan bar. Sebagian hotel bintang 4 hadir berupa resor di destinasi wisata favorit, yang bisa diinapi cukup lama untuk menikmati liburan.

 

Hotel bintang 5

Meski tidak ada kriteria yang baku, hotel-hotel berbintang 5 identik dengan kemewahan dalam hal layanan, akomodasi, dan fasilitas.

Hotel bintang 5 sering kali memiliki desain interior dan eksterior yang istimewa, menggabungkan gaya elegan dan modern. Fasilitas spa dan restoran berkualitas sudah menjadi standar, dengan menu bervariasi yang disusun koki profesional. Kamar tamu di hotel ini didesain demi kenyamanan dan kemewahan.

Fasilitas hotel bintang 5 untuk rekreasi biasanya sangat beragam, seperti kolam renang untuk anak-anak dan dewasa, kolam renang di dalam dan luar bangunan, taman bermain, lapangan tenis, dan lain-lain. Lokasinya pun premium, misalnya di pantai dengan pemandangan laut tanpa halangan, pas di tengah kota, di lantai tinggi gedung pencakar langit, dan lain-lain. Yang tidak kalah penting, karyawan hotel akan berusaha sebisa mungkin memenuhi segala permintaan dan kebutuhan tamu walaupun tidak selalu mudah.

Di Indonesia, syarat hotel bintang 5 mencakup: minimal 100 kamar standar (luas 26 m2), 4 kamar suite (luas 52 m2), semua fasilitas hotel bintang 4, plus layanan pesan-antar ke kamar 24 jam. Secara keseluruhan, hotel bintang 5 menawarkan tidak hanya fasilitas dan layanan, tetapi juga pengalaman mengesankan sejak check-in sampai check-out.

 

Kriteria hotel berbintang

Acuan utama untuk menentukan status bintang hotel adalah Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor PM.53/HM.001/MPEK/2013. Di dalamnya, tercantum “Hotel bintang adalah hotel yang telah memenuhi kriteria penilaian penggolongan kelas hotel bintang satu, dua, tiga, empat, dan bintang lima”.

Kriteria masing-masing kelompok bintang sudah kami sampaikan di atas. Regulasi tersebut menyertakan parameter yang terukur. Sedangkan hal-hal yang tidak terukur bisa diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing hotel, termasuk estetika, desain, gaya layanan, dan pernak-perniknya. Tentu saja setiap hotel akan memperhitungkan hal-hal semacam itu untuk menarik minat pengunjung, meskipun tidak disyaratkan secara jelas di dalam regulasi.

 

Aspek yang lebih mendetail, seperti kualitas seprai, handuk, kelengkapan mandi, dan perkakas makan/minum, juga tidak diatur pemerintah. Hal-hal tersebut sepenuhnya diserahkan kepada pengelola hotel.

Sebagian hotel besar dari jaringan internasional hampir pasti memenuhi kriteria yang disebutkan di peraturan di Indonesia karena mereka juga mengikuti standar di negara asal mereka. Oleh karena itu, mereka bersaing dengan menawarkan daya tarik lain.