24 Sep 2025

Retret Membaca Sedang Tren di Inggris Satukan yang Bisa Jadi Inspirasi

Membaca buku sambil bertamasya tengah menjadi tren di Inggris. Mereka menyebutnya dengan retret membaca.

Agenda ini kali pertama digagas oleh Book in Places, klub buku yang mewadahi para pencinta buku di seluruh Inggris untuk berkumpul dan membaca.

Menariknya, retret membaca tidak hanya sekadar membaca buku. Kegiatan ini menawarkan pengalaman membaca di suatu tempat tertentu.

Dengan begitu, mereka bisa merasakan Sebagian liburan, Sebagian klub buku, dan Sebagian lainnya pendalaman budaya.

Liburan sastra Salah satu peserta Lyn Margerison mengaku awalnya tertarik bergabung setelah melihat sebuah iklan yang menampilkan sampul buku favoritnya.

"Iklan itu menampilkan sampul depan salah satu buku favorit saya yang ditata di atas meja dengan segelas anggur, berlatar belakang sebuah piazza di Florence. Judulnya bertanya: 'Apakah Anda suka membaca buku di tempat-tempat di mana buku-buku itu diletakkan?' Antena saya langsung tergerak," ucapnya.

Sejak saat itu, Margerison mulai mengikuti retret membaca.

Dia berkunjung dari Dorset ke Florence, Budapest, dan sekitarnya untuk mengikuti kegiatan tersebut.

"Bagi saya, liburan ini adalah kombinasi sempurna antara buku dan perjalanan," jelasnya.

Margerison mengaku gemar membaca buku yang berkisah tentang tempat liburannya. Baginya, ketika berkunjung ke lokasi yang menjadi latar kisah yang sedang dibacanya, dia jadi ikut serta di dalam cerita tersebut selama beberapa hari.

Namun, dengan mengikuti retret membaca, dia tak hanya mendapatkan kenikmatannya itu, tetapi juga pengalaman bertemu dengan orang-orang sepemikiran.

"Saya selalu pulang dengan semangat baru untuk membaca dan bepergian, plus, biasanya daftar bacaan saya jadi jauh lebih panjang," ungkapnya.

Liburan sastra jadi tren Ide liburan sastra melalui Books in Places awalnya digagas oleh Paul Wright pada 2023. Komunitas ini awalnya didirikan sebagai sarana untuk bersantai bersama anggota kelompok bukunya yang berbasis di Inggris.

Kini, komunitas itu menawarkan perjalanan akhir pekan di Inggris dan retret yang lebih Panjang ke Portugal, Kreta, Mesir, Italia, dan banyak lagi.

"Lokasi adalah inti dari segalanya," kata Wright.

Dia berpendapat, menjelajahi suatu tempat mampu memperdalam pemahaman tentang sebuah cerita. Cara ini juga bisa membuat cerita di dalam buku yang hanya disusun dengan kata-kata menjadi lebih nyata.

"Sebuah adegan yang tadinya hanya kata-kata di atas kertas tiba-tiba menjadi hidup ketika kita berjalan di gang yang sama, mencicipi makanan yang sama, atau merasakan cahaya yang sama dengan para tokohnya," ucapnya.

Dalam perjalanan, Wright akan mengajak pembaca untuk mengunjungi To Kill a Mockingbird karya Harper Lee di Monroeville, Alabama atau dating ke tempat-tempat angker di Jamaika tempat Ian Fleming menulis Dr. No. Dia juga pernah mengadakan retret untuk menjelajahi reruntuhan Spinalonga yang menghantui di Kreta yang menginspirasi The Island karya Victoria Hislop.

Sepanjang 2024, Wright telah mengadakan 7 perjalanan retret membaca. Sedangkan tahun ini, dia menawarkan sekitar 25 perjalanan yang segera sold out 24 jam setelah diumumkan.

Potensi pariwisata

Mesin pencari perjalanan KAYAK melakukan survei dan mengungkap bahwa retret membaca bukan sekadar perjalanan biasa.

Hampir separuh wisatawan di Inggris kini memilih destinasi berdasarkan seberapa cocok destinasi tersebut dengan buku yang sedang dibacanya.

Angka ini bahkan meningkat menjadi 60 persen di kalangan Milenial. Mereka beranggapan bahwa liburan bukan hanya sekadar untuk beristirahat tetapi juga perjalanan untuk berinvestasi pada diri sendiri.

Sementara itu, sebuah perusahaan riset pasar, Future Market melaporkan bahwa sektor pariwisata sastra secara keseluruhan bernilai 2,4 miliar dollar AS. Jika tren ini terus berkembang, maka diproyeksikan akan membawa nilai yang lebih besar lagi, yakni mencapai 3,3 miliar dollar AS pada 2034.

Sejarah retret membaca Ritual membaca sebagai cabang dari tren sastra merupakan kebangkitan ari kelompok buku, rekomendasi "BookTok", dan menjamurnya festival sastra. Saat ini, pembaca tidak puas dengan membaca di tepi kolam renang saja.

Mereka menginginkan ritual membaca menjadi portal tempat mereka dapat melihat dunia dengan sudut pandang yang baru. Beberapa agenda retret buku mengajak para pelancong untuk mengarungi Sungai Nil dengan Death on the Nile karya Agatha Christie, menyusuri jalanan St Malo sambil membahas All the Light We Cannot See karya Anthony Doerr, dan menelusuri jejak perburuan fosil Mary Anning di Lyme Regis melalui Remarkable Creatures karya Tracy Chevalier.

Cara ini persis seperti yang dikatakan penulis Jeanette Winterson.

"Buku itu seperti pintu; ketika pintu itu terbuka, dunia baru menanti," ucapnya.

Jika diartikan secara harfiah, retret membaca berarti melangkah melalui pintu untuk menuju dunia baru yang penuh dengan orang-orang baru dan perspektif baru.